>

Saturday, July 21, 2012

Persiapan Menyambut Bulan Suci Puasa

10 comments
Persiapan Menyambut Bulan Suci Puasa

Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadan
Aa Gym
Di suatu negeri, pada musim tertentu rutin diselenggarakan diskon besar-besaran terhadap produk konsumen. Lalu orang-orang pun berdatangan setelah sekian lama menunggu, bahkan dari luar negeri tidak sedikit yang sengaja menunggu berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan diskon tersebut.

Saat ini, menjelang bulan suci Ramadan, kita akan menghadapi bulan yang dipenuhi dengan diskon besar-besaran dari Allah SWT untuk menjadi jalan menuju surga. Dahsyat sekali pahala yang bisa diperoleh di dalamnya. Ibadah sunah dinilai wajib. Ibadah wajib akan dilipat-gandakan menjadi 70 kali pahala. Semua amal kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga 700 kali lipat. Ramadan jalan kemudahan dari Allah menuju surga. Sehingga semestinya kita pun sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan diskon jalan ke surga ini jauh-jauh hari.

Saat-saat menanti Ramadan, perlu juga kita mempersiapkan seperti halnya akan tiba kedatangan tamu istimewa. Misalnya, pejabat tinggi negara. Tentunya kita akan persiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Bahkan dikonsultasikan ke berbagai pihak yang lebih ahli untuk membantu menyiapkan dengan benar-benar matang. Maka hati pun berdegup-degup harap menanti kedatangannya. Demikian pula dalam menanti bulan Ramadan, Rasulullah saw dan para sahabat dari sejak bulan Rajab sudah menyiapkan diri dengan lebih meningkatkan persiapan-persiapannya.

Bulan suci Ramadan pun seperti kepompong ulat sutra. Seekor ulat yang pada awalnya terlihat menjijikan, namun tatkala ulat masuk ke dalam kepompong maka terjadi metamorfosa sedemikian rupa sehingga pada waktunya selesai, ia pun akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang terlihat jauh lebih indah.

Demikian pula dengan kita dalam memasuki Ramadan. Pada mulanya kita dipenuhi dengan dosa-dosa dan kekuarangan, memasuki Ramadan diharapkan berubah menjadi seorang insan yang lebih bersih hatinya dan menjadi orang yang bertakwa.

Sebuah momentum proses metamorfosa dan berbagai fasilitas untuk menjadi ahli takwa telah dipersiapkan oleh Allah SWT. Fasilitasnya berbeda dengan yang terdapat di luar bulan Ramadan. Seperti fasilitas dibelenggunya setan, ditutupnya pintu neraka, dan dibukakannya pintu surga. Diberi keleluasaan untuk bisa menjadi orang bertakwa. Sehingga ketika keluar dari bulan Ramadan ia sudah terbiasa dengan sifat orang yang bertakwa.

Hal-hal penting mengenai persiapan menghadapi bulan suci Ramadan adalah: 

Pertama, tekad. Bila kurang kuat tekadnya, maka akan lewat begitu saja momentum bulan suci Ramadan ini. Ia tidak bisa menikmati berbagai jamuan Allah yang diberikan kepadanya. Tidak pula bisa memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan Allah SWT baginya untuk menjadi jalan menuju surga. Lalu mengapa tidak bisa bertekad kuat, padahal ketika ajal datang, berarti tekad sudah terkunci, kita belum tentu hidup sepanjang Ramadan ini. Dengan demikian, kita mesti sangat serius detik demi detiknya diprogramkan untuk :

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Sehingga di dalam pikiran kita dipenuhi hanya orientasi akhirat saja.

Kedua, ilmu. bagian ini mesti ditanamkan bahwa pencarian kita dalam memperoleh ilmu, jika harus keluar biaya, waktu dan tenaga, itu bukan merupakan pos pengeluaran, tetapi lebih menjadi investasi kita. Jika saja terdapat biaya yang dikeluarkan, maka dengan ilmu, pasti akan bertambah nilai biaya yang telah dikeluarkan tersebut.

Perlu juga kita manfaatkan perkembangan teknologi informasi terkini untuk menjadi media dalam mencari ilmu. Jaringan internet yang ada optimalkan sebagai sarana kita menambah ilmu. Telepon genggam produk mutakhir kita bisa menjadi akses mudah mendapatkan ilmu. Di mana alat ukur kesuksesan seseorang bisa dilihat pula dari bacaan, teman-temannya, dan orientasinya, sehingga orientasikan segala halnya untuk bisa menambah ilmu.

Ketiga, persiapan sarana dan prasarana. Perlu dipersiapkan pula sarana dan prasarana dalam menghadapi Ramadan. Persiapan merupakan separuh dari keberhasilan suatu pelaksanaan. Kesuksesan berarti separuhnya adalah persiapan untuk menjadi sukses. Tanpa persiapan suatu pelaksanaan kegiatan bisa menjadi kacau. Maka adanya peribahasa sedia payung sebelum hujan untuk menunjukkan bagaimana pentingnya suatu persiapan itu. Ketika hujan turun dan tidak membawa payung, bisa jadi kita akan basah kuyup dan berakibat buruk panjang lainnya, seperti menjadi sakit, dan seterusnya.

Jika di bulan suci ini kita bertekad untuk dapat mengkhatamkan Al Quran, terjemah, dan tafsirnya, maka harus juga menyiapkan prasarananya untuk menjadi jalan ke arah itu.

Ramadan adalah jamuan spesial. Maka gunakan hal-hal yang mendukungnya perlu disiapkan dengan spesial pula. Termasuk perlengkapan ibadahnya. Misalnya, sajadah. Dengan sajadah yang nyaman, harum, dan empuk, maka saat bersujud pun akan terasa lebih bisa mengantarkan kepada khusyuk. Bila berniat untuk berbagi kurma di Ramadan, maka siapkan kualitas kurma yang terbaik untuk kita bagikan.

Ibadah-ibadah personal ini memang dikaitkan pula dengan gol tujuannya. Sehingga persiapannya pun bisa spesifik dalam hal tertentunya.

Keempat, persiapkan di Ramadan untuk fokus ibadah, sehingga yang bisa merusak kekhusyuan ibadah harus sudah bisa di atas dari saat ini. Misalnya, kebiasaan kita untuk berbelanja Idul Fitri di akhir Ramadan sudah harus mulai bisa diubah dipindahkan waktunya menjadi sebelum Ramadan datang. Sehingga, ketika sepuluh hari terakhir Ramadan tidak lagi disibukkan dengan memutar-mutar di tempat belanjaan, melainkan sudah fokus itikaf di masjid. Beban-beban maksimal lain yang rutinitas, seperti pekerjaan pun, sudah mulai dipikirkan bisa digeser lebih awal untuk memenuhinya, sehingga di akhir-akhir Ramadan, bisa dilalui dengan lebih minimal beban tersebut. Bahkan untuk hal-hal berbagi, perlu pula kita lakukan optimal sejak awal Ramadan. Dengan demikian semua bisa terprogramkan sejak awal. Karena kita belum tentu panjang usia sepanjang bulan Ramadan.

Kelima, memperbaiki kualitas salat. Semestinya kita rutin melakukan evaluasi. Hal ini memang seringkali terabaikan, karena kegiatan rutin yang sering dilakukan, cenderung menjadi merasa tidak memiliki kesalahan, padahal bisa jadi itu merupakan suatu kesalahan. Maka momentum Ramadan merupakan saat yang tepat untuk kita jalankan evaluasi atas kualitas salat kita. Di samping salat wajib, bulan Ramadan pun momentum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas salat malam kita. Kualitasnya lebih serius memperbaiki bacaannya lebih tartil, memahami, dan lebih khusyuk. Diperhatikan pula jangan sampai kita mengejar salat tarawih, tetapi salat wajibnya kurang semangat, bahkan mesti lebih hebat kualitasnya. Di antaranya, berlomba-lomba untuk bisa mengisi shaf awal, tentunya waktu ke masjid harus lebih awal, dan berjamaah.

Melalui Ramadan ini pun, kita bisa berniat untuk menjadi jalan bagi orang mendapatkan pahalanya. Dengan saling berbagi dengan sesama rekan dan handai taulan, menjadikan masing-masing dari kita mendapatkan pahala.

Keenam, persiapan sedekah. Sedekah Rasulullah saw dalam bersedekah di bulan Ramadan ibarat angin, yang demikian cepat melakukannya. Tentunya tidak dalam bentuk uang saja kita bisa bersedekah. Bisa dalam hal lainnya, misalnya wajah yang penuh senyum menyenangkan pun bernilai sedekah. Maka ibarat radar diri kita itu, yang senantiasa sensitif terhadap apa pun bentuk amal kebaikan. Tidak perlu terlalu banyak berpikir jika akan beramal shaleh, jika hal itu akan menjadi rusak niat kebaikan tersebut. Cepat saja seperti angin tadi. Ramadan adalah dunia sedekah.

Persiapkan pula hal-hal yang bisa memberatkan hisab di akhirat, seperti barang-barang di rumah yang sekiranya lebih baik disedekahkan kepada yang lebih membutuhkan. Bisa periksa di lemari pakaian kita, seberapa banyak pakaian yang sesungguhnya sudah harus dikeluarkan, sehingga semakin menambah nilai amal shaleh kita.

Mulai kita hidupkan masjid di sekitar kita. Karena dengan hal itu bisa mengikis rasa egoisme kita. Kita bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Dikisahkan seorang ulama di suatu tempat dalam menghadapi Ramadan, beliau bersama santri-santrinya membiasakan diri mengadakan perjalanan dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi, tujuannya ke pelosok-pelosok daerah, bahkan ke pemukiman warga di pegunungan. Rombongan sengaja mendatangi masjid-masjid yang tidak terpelihara, kotor, dan terbengkalai. Kemudian membersihkan, merawatnya, dan tidak ingin diberi imbalan jasa sedikit pun dari warga sekitarnya.

Ketujuh, persiapan doa. Di bulan Ramadan, kita dianjurkan untuk memperbanyak do'a. Bahkan di bulan ini, doa-doa di-ijabah. Maka niatkan kita mendoakan untuk kebaikan keluarga, teman-teman, bahkan mereka yang pernah dirasa tidak berkenan di hati kita, doakanlah. Jadikan pula doa ini menjadi riyadloh atau latihan kepedulian kepada sesama, misalnya, ketika di jalanan kita menyaksikan orang-orang yang masih dinilai jauh dari nilai-nilai agama, doakanlah agar Allah memberikan hidayah baginya.

Pengalaman saat menjalankan umroh, melihat seorang jamaah umroh yang berbeda dari yang lain dalam hal tubuh yang terlihatnya dipenuhi dengan tato. Hati sangat ingin mendapatkan cerita pengalaman tentang keunikan dari jamaah ini. Hanya belum dipertemukan saja dengan orang tersebut. Singkat cerita, Allah mempertemukan dengan istri dari jamaah umroh tadi yang menjadi jalan bagaimana kisah suaminya bisa sampai di tanah suci. Ia seorang kewarganegaraan Amerika Serikat yang masih non muslim. Dalam suatu kesempatan ada seorang muslim yang memberikan ucapan salam kepadanya. Perkataan salamnya tersebut demikian berkesan di hatinya. Sehingga membuatnya mencari tahu apa ajaran yang dipegang oleh orang yang mengucapkan salam tadi. Hingga mengantarkannya menjadi seorang muslim. Ia pun ingin menyempurnakan agamanya ke tanah suci. Artinya, doa kita kepada orang lain dengan tulus, bisa jadi cepat diijabah untuk bisa mengubah seseorang.

Ada juga kisah seorang anak yang sangat sulit dibujuk untuk mau dikhitan. Dengan berbagai cara tetap saja menolak dengan keras untuk mau dikhitan. Namun, orang tuanya memilih pasrah kepada Allah seraya dikuatkan doa untuk kebaikan anaknya itu. Tidak perlu dibujuk keras, akhirnya sang anak pun mau saja dikhitan dengan sukarela.

Kedelapan, persiapan all out mendapatkan kedudukan di sisi Allah. Dalam suatu tayangan film dokumenter mengenai profil proses seleksi pasukan Green Beret AS. Diperlihatkan bagaimana seorang calon pasukan mesti melalui waktu 14 hari full siang malam menghadapi berbagai ujian berat. Dari peserta berjumlah 260 orang tersisa 110 orang yang berhasil lolos. Selama waktu itu mereka tidak boleh tidur, mesti beberapa kali mengangkat beban berat yang dipikul berkeompok, tidak boleh marah, tersinggung, dan lain sebagainya yang menjadi jalan menguji fisik dan mentalnya. Benar-benar seleksi sangat berat yang luar biasa. Nah, untuk mendapatkan sebuah tanda baret hijau saja demikian seperti itu, apatah lagi bila ingin memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Tentunya harus lebih all out, benar-benar full perjuangannya. Apalagi di Ramadan kita masih boleh tidur dan menikmati sahur dan buka.

Kesembilan, persiapan program Al Quran. Ramadan bulannya Al Quran, maka kita pun harus lebih serius memperhatikan kemampuan dan kebiasaan kita terhadap Al Quran. Selain perlu lebih diperbaiki bacaannya, mulai diniatkan untuk dipertambah jumlah hapalan, plus paham terjemah dan juga tafsirnya. Sehingga, setelah Ramadan, pemahaman terhadap Al Quran bisa lebih baik yang akan mengantar-nya menjadi orang yang bertakwa.

Kesepuluh, persiapan ibadah umroh di bulan Ramadan. Umroh di bulan ini seperti ibadah haji bersama Rasulullah saw. Demikian besar pahalanya, karena nilai keberkahan Ramadan yang demikian tak ternilai. Maka dari itu, berniatlah untuk bisa menjalankan ibadah umroh ini. Terserah Allah SWT dari jalan mana saja kita bisa mencapainya.

Kesebelas, itikaf. Semua kekasih Allah SWT melalui jalan khalwat (menyendiri) beribadah kepada Allah SWT. Itikaf bisa menjadi jalan kita untuk menggapai kedudukan kekasih Allah. Perlu diperhatikan ketika beritikaf bukan lantas menjadi pindah tidur ke mesjid, justru tidur menjadi lebih sedikit dan memperbanyak ibadah.

Termasuk persiapan menjelang idul fitri. Grafik ibadahnya mesti lebih meningkat, tidak malah menurun. Sehingga puncaknya bisa kita jalani dengan sebaik-baiknya di 10 hari terakhir.



Sumber: detik.com
Di posting oleh Senantiasa Berproses 5:45 PM
Comments
10 Comments

10 comments:

Staff Administrator said...

semoga puasa di thn ini Allah memberikan kekuatan lahir dan bathin pada kita semua.. :)
met menyambut bln suci sob :D

Desa Cilayung said...

selamat menunaikan ibadah puasa sobat...

Anonymous said...

Mohon maaf yaa sobb... jika ada kesalahan..
salam kenal
Sekalian FOlow Sob #15
Di tunggu niee folow baliknya makasi

Icah Banjarmasin said...

SEMOGA RAMADHAN INI JADI BERKAH BAGI KITA SEMUA TUK'MENDAPATKAN AMPUNAN SERTA HIDAYAH DARI ALLAH SWT..AMIEN.

Angga Wahyu said...

@budi os 19
Allhumma amin... makasih kawan..... semoga keberkahan senantiasa mengiringi saudara Budi dalam setiap langkah kehidupan dunia ini...

Anonymous said...

@A. Kohar
Makasih om, Met menjalankan Ibadah Puasa juga buat om Kohar... SEmoga ibadahnya semakin khusyu' dan di tahun ini diberikan kemudahan dalam menjalaninya....

Anonymous said...

@galedeg
Salam persaudaraan mas, semoga senantiasa di beri kekuatan untuk menjalani hidup ini dalam meniti jalan menuju kebenaran dan keberkahan serta dalam penghambaan

Anonymous said...

@galedeg
Salam persaudaraan mas, semoga senantiasa di beri kekuatan untuk menjalani hidup ini dalam meniti jalan menuju kebenaran dan keberkahan serta dalam penghambaan

Anonymous said...

@Icahbanjarmasin
Amin ya robbal alamin....
terima kasih banyak kawan....

Anonymous said...

info yg bagus...selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan sob...

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjugi blog sederhana saya....
pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak berupa komentar....
silahkan tinggalkan komentar anda di bawah ini :

 
Meraih kebaikan dengan Perbaikan © senantiasa berproses DheTemplate. Supported by PsPrint Emeryville